Rabu, 11 Februari 2015

Obat Generik, Murah Tapi Bukan Murahan

Pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan penggunaan obat generik kepada masyarakat. Hal ini untuk mengatasi permasalahan terkait mahalnya harga obat. Kebijakan tersebut sudah digulirkan sejak tahun 1989. Dengan kebijakan ini, masyarakat diharapkan mendapat obat yang bermutu, aman, dan efektif dengan harga yang terjangkau.

Namun banyak masyarakat yang menganggap bahwa obat generik merupakan obat kelas dua, obat untuk orang miskin dan tidak berkualitas. Pasalnya, harga obat ini cenderung murah serta kemasannya  sederhana. Hal inilah yang kemudian membuat obat generik tidak begitu dipercaya oleh masyarakat.

Anggapan ini tak hanya merugikan pemerintah, tetapi juga pasien karena pembiayaan obat tak efisien. Selisih harga obat generik dan obat generik bermerek dagang bisa mencapai hampir 20-30 kali lipat. Hal ini tentu memberatkan pasien yang seharusnya bisa membeli obat dengan murah. Padahal kedua obat ini memiliki kualitas yang sama.

Ada dua jenis obat generik, yaitu obat generik bermerek dagang (yang selam ini dinilai masyarakat sebagai obat paten) dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan zat aktifnya. Masyarakat yang menganggap obat generik bermerek dagang adalah obat paten, padahal obat paten yang beredar tak lebih dari 10 % selebihnya adalah obat generik baik yang bermerek dagang maupun yang hanya ditulis dengan nama zat aktifknya (yang lebih deikenal dengan obat generik berlogo (OGB) .

Pada prinsipnya, tidak ada bedanya dalam  hal mutu, khasiat dan keamanan antara obat generik dengan obat bermerek dagang, maupun obat paten dengan kandungan zat aktif yang sama. Pasalnya semua jenis obat tersebut diproduksi berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Farmakope (buku yang berisi standar bahan baku obat dan obat jadi). Perbedaan obat generik dengan lainnya adalah dari segi warna dan kemasannya yang lebih sederhana.

Mengapa obat generik lebih murah?
Harga obat generik memang lebih murah dibanding dengan  obat generik yang bermerek. Hal ini kemudian  memunculkan anggapan masyarakat yang menilai bahwa obat generik memiliki kualitas yang lebih rendah dibanding dengan obat generik bermerek. Lalu apa yang membuat obat generik harganya lebih murah?

Sebenarnya bahan baku, alat bahkan produsen obat generik itu sama dengan obat generik bermerek dagang. Perbedaannya adalah obat generik tidak dipromosikan sehingga tidak membutuhkan biaya promosi.  Selain itu, obat generik diproduksi dalam jumlah yang besar, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan lebih efisien. Obat generik berlogo memiliki harga yang stabil karena ditetapkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat.

Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Hal ini juga yang membuat harga obat ini menjadi lebih murah. Dilain sisi, proses produksi obat generik tidak memakan biaya seperti obat paten dan obat generik bermerek dagang.

Selain hal di atas, yang membuat obat generik murah adalah karena pemerintah melakukan subsidi untuk produksi obat generik ini. Sehingga masyarakat bisa membeli obat dengan kualitas tinggi tanpa harus membayar mahal. Akan tetapi, baik obat generik maupun obat bermerek memiliki kualitas sama, karena tetap melakukan uji Bioavailabilitas dan Bioequivalen (BABE) terlebih dahulu.

Masyarakat perlu edukasi
Sosisalisasi penggunaan obat generik sebenarnya sudah dilakukan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor HK.02.02/ MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Fasilitas pelayanan kesehatan pun wajib menyediakan obat generik, sehingga obat generik dijamin ketersediaannya dalam jumlah dan jenis yang cukup.

Program sosialisasi lainnya yang sering dijumpai adalah iklan obat generik yang ditelevisi dan leaflet dan brosur yang sering kita jumpai di Puskesmas dan Apotik- apotik. Sejauh ini sosialisasi tersebut  cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakt tentang obat generik. 

Program kerja yang akan dilaksanakan oleh dinas kesehatan untuk terus meningkatkan penggunaan obat generik melalui pemberdayaan masyarakat melalui edukasi dengan metoda Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) kepada tenaga kesehatan, kader posyandu, Tim Penggerak PKK, tokoh masyarakat, dan unsur masyarakat lainnya.

Nah, sudah tahu kan mengapa obat generik harganya murah. Mulai sekarang anda dan keluarga sudah tidak perlu ragu lagi menggunakan obat generik. Karena meski harganya murah, namun obat generik bukan obat murahan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

www.bookie7.co